Oleh : Achmad Assastra
Biarkan hari-hari berbuat semaunya. Dan buatlah hati ini rela ketika taqdir ini tiba. Jangan gelisah dengan kelamnya malam. Karena peristiwa di dunia ini tidak ada yang abadi.
(Imam Syafe'i)
Berhenti tak ada tempat dijalan ini (Islam), sikap lamban berarti mati, siapa yang bergerak, dialah yang akan maju ke depan dan siapa yang menunggu, sejenak sekalipun, pasti akan tergilas
(DR. Muhammad Iqbal)
Ya Rabb, jika tidak terhalang oleh lautan dan samudra yang terbentang luas luas dihadapanku ini, maka aku akan menerobos seluruh daratan untuk berjuang dihadapanMu
(Uqbah bin Naafi' )
" ……kesatuan tunggal yang tidak ada tandingannya dalam mempengaruhi sektor keagamaan dan duniawi secara bersamaan merupakan hal yang mempu menjadikan Muhamaad untuk layak dianggap sebagai sosok tunggal yang mempengaruhi sejarah umat manusia "
(Hart D Michael)
A. Sejarah Keunggulan Umat Terdahulu dan Fakta Kualitas Umat Hari ini.
Pada masa kejayaannya, umat Islam telah berada dibawah pemerintahan yang tunduk pada peraturan dan hukum Islam. Pola hidup dan pemikiran mereka berjalan sesuai dengan ajaran dan bimbingan Allah SWT. Perjuangan mereka dalam mengemban risalah dari Allah SWT diarahkan untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan menjunjung tinggi kalimat Allah, meskipun untuk itu mereka harus menyingkirkan rintangan fisik dan non fisik.
Dalam lembaran sejarah yang ditulis oleh para ahli sejarah dalam siroh nabawiyah maupun sejarah kekhalifahan, dengan sangat jelas bahwa umat terdahulu telah mencapai puncak kegemilangan dan kejayaan yang luar biasa. Bukan saja hal ini diakui oleh para ilmuwan muslim, melainkan juga oleh para pakar sejarah non muslim. Kekuasaan Islam sejak Nabi Muhammad hingga runtuhnya Daulah Usmaniyah di Turki pada tahun 1924 oleh agen Yahudi Mustafa Kemal Attaturk telah membuktikan hal tersebut.
Saat itu umat Islam dalam sebuah persatuan dan kesatuan dibawah satu kepemimpinan umat sedunia untuk mengemban dakwah keseluruh negeri. Pelopor dakwah Islam di Indonesia yang dilakukan oleh wali songo yang notabene utusan dari Daulah Islamiyah adalah salah satu bukti penyebaran ajaran Islam itu.
Kejayaan umat terdahulu telah menggoreskan kegemilangan dalam berbagai bidang kehidupan baik politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, ekonomi. Berbagai peninggalan sejarah telah membuktikan hal tersebut. Selama kurang lebih 1000 tahun Islam telah memimpin dunia dengan landasan aqidah yang lurus. Dari sinilah kemudian lahir sebuah tatanan kehidupan yang penuh kemuliaan dan kemajuan. Ideologi Islam telah menjadi sumber kejayaan yang tidak pernah terbantahkan.
Semangat dan kesungguhan juang para pendahulu kita mestinya hari ini mampu menjadi daya ungkit dan pemicu motivasi kita untuk mewarisinya. Keberanian dan kemuliaan nabi Muhammad di medan perang, kesungguhan Imam Syafe'i dalam menggali ilmu, kegagahan Uqbah bin Naafi dalam memimpin pasukan Islam, keluasan ilmu Imam Ali bin Abi Thalib, ketegasan Umar bin Khatab, dan kesungguhan para ulama terdahulu dalam menggali dan mengkaji khasanah keilmuwan Islam tercatat dengan jelas dalam lembaran sejarah.
Pada masa kejayaan Islam inilah lahir para ilmuwan muslim yang telah menjadi inspirasi dan sumber rujukan para ilmuwan barat kini. Di bidang matematika kita mengenal Al Khawarizmi, Abu Kamil Suja', Al Khazin, Abu Al Banna, Abu Mansur Al Bagdadi, Al Khuyandi, Hajjaj bin Yusuf dan Al Kasaladi. Di bidang Fisika kita mengenal Ibnu Al Haytsam, Quthb Al Din Al Syirazi, Al Farisi dan Prof. Dr Abdussalam. Dalam bidang kimia ada Jabir bin Hayyan, Izzudin Al Jaldaki, dan Abul Qosim Al Majriti. Dalam bidang biologi ada Ad Damiri, Al Jahiz, Ibnu Wafid, Abu Khayr, dan Rasyidudin Al Syuwari. Dalam bidang kedokteran ada Ibn Sina, Zakaria Ar Razi, Ibnu Masawayh, Ibnu Jazla, Al halabi, Ibnu Hubal dan masih banyak lagi. Dalam bidang astronomi kita mengenal Al Farghani, Al Battani, Ibnu Rusta Ibnu Irak, Abdul rahman As Sufi, Al Biruni dan tokoh ilmuwan muslim lainnya. Dalam bidang geografi kita mengenal Ibnu Majid, Al Idrisi, Abu Fida', Al Balkhi, dan Yaqut al Hamawi. Dan dalam bidang sejarah kita mengenal Ibnu Khaldun, Ibnu Bathutah, Al Mas'udi, at Thabari, Al Maqrisi dan Ibnu Jubair.
Kini semua ini telah menjadi kenangan. Seolah semuanya berlalu bagai mimpi, yang tinggal bayang-bayang saja. Umat Islam kini telah merosot kedudukannya, bersamaan dengan kemerosotan itu hilang pula kekuatan moral (akhlak) dan daya pikirnya. Sehingga pada siang hari yang cerahpun mereka melihat yang haq sebagai kebatilan, sedangkan yang batil dianggap sebagai sesuatu yang haq dan benar. Kondisi umat hari ini telah menjadikan kebiasaan menjadi kebenaran dan tak lagi terbiasa dengan kebenaran.
Kini umat Islam dalam kondisi terjajah dalam semua bidang kehidupan. Dalam bidang politik kini umat Islam tak lagi mampu menjadi pemimpin dunia bersamaan dengan runtuhnya Daulah Islamiyah, dari sinilah umat Islam mulai tercerai berai menjadi berbagai ikatan kebangsaan (nasionalisme), kesukuan dan bahkan kepartaian yang sempit.
Tidak jarang umat Islam mudah sekali diadu domba dikarenakan tak ada pemimpin umat yang dipatuhi. Ketika umat Islam dibelahan dunia dizalimi dan dibantai, kita bahkan tak bisa berbuat apa-apa. Inilah fakta kondisi umat jika tak ada kepemimpinan. Dalam bidang ekonomi, umat Islam hanyalah menjadi negeri miskin penghutang dan pengemis Negara maju, padahal negeri-negeri Islam memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Kekayaan alam telah dikeruk oleh Negara-negara maju dengan sistem kapitalistiknya. Padahal dalam Al Qur'an kita dilarang untuk minta bantuan kepada kaum zalim penjajah itu. " dan janganlah kamu cenderung (minta bantuan) kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api jahanam. Dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong selain Allah SWT, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan/kemenangan (atas musuh-musuh kalian) (QS. Huud : 113)
Dalam bidang budaya kita telah lama dijajah oleh budaya barat yang permisif dan tidak mengindahkan moral. Budaya Islam tak lagi menjadi panutan oleh sebagian busar umat Islam. Akal pikiran kita telah tunduk kepada peraturan dan hukum barat. Perikehidupan, etika pergaulan, sistem pendidikan, dan tata cara bermuamalah mereka telah menjadi idola, cita-cita serat tujuan hidup sebagian besar umat Islam. Bahkan ada umat Islam yang mengatakan " Islam sudah berakhir dan tidak akan kembali lagi. Bangsa yang besar dan mulia saat ini adalah bangsa yang mengikuti peradaban barat atau mengikuti
Tentu kondisi ini sangat kita sesalkan , kenapa kita membiarkan alam pikiran kaum kafir menyerbu daerah pertahanan kita dan dengan leluasa memecah belah dan menghancurkan Islam. Tanpa sadar kita ikut merobohkan bangunan kehormatan dan kemuliaan itu. Bahkan lebih jauh dari itu, kita telah turut memporak-porandakan sumber kejayaan dan lambang kekuasaan kita, yaitu pemerintahan Islam yang kokoh dan utuh. Tanpa terasa kini kita telah mengabaikan Islam sebagai ideologi. Kini kita terjebak memaknai Islam hanya sebatas ritual dan seremonial. Padahal kita sadar Islam adalah sistem kehidupan yang akan memberi solusi dan memancarkan kemuliaan dalam kehidupan.
Namun ada fenomena aneh hari ini. Bagaimana tidak, ketika kita kini justru menginginkan agar dunia barat datang lagi untuk melindungi, mengatur, dan mencampuri urusan negeri kita ini. Padahal kita telah tahu bahwa justru merekalah yang menanamkan benih sengketa dan ranjau perpecahan, serta menyulut peperangan diberbagai bumi Islam. Merekalah bidan atas kelahiran Negara
Karenanya tidak ada solusi yang paling komprehensif kecuali mengambalikan lagi Islam ideologi yakni Islam sebagai rahmatan lil'alamin, sebagai solusi hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan manusia secara sistemik dan menyeluruh, tidak parsial. Hingga dengan demikian kejayaan itu akan bisa kita kembalikan dan kita wujudkan dalam kehidupan nyata. Kita harus yakin akan janji Allah, bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang akan memimpin dunia menuju kemuliaan dan kabaikan. Dengan demikian agenda umat yang paling utama adalah proses penyadaran.
Dalam bidang keilmuwan diperlukan sebuah langkah-langkah islamisasi ilmu pengetahuan yang menyeluruh. Sebab ilmu pengetahuan yang akan menjadi landasan berfikir kaum muslimin juga sangat menentukan kejayaan itu. Setidaknya ada
Adapun langkah-langkah penting dalam rangka islamisasi ilmu pengetahuan menurut Al faruqi setidaknya ada 12 langkah. Pertama, menguasai dan ahli dalam disiplin ilmu pengetahuan modern : penguraian kategori, prinsip, metodologi dan tema. Kedua, tinjauan disiplin ilmu pengetahuan baik yang terkait dengan asal-usul, perkembangannya, metodologinya, serta keluasan visinya yang kemudian disepakati identitas, sejarah, tipologi dan obyek yang akan diislamisasikan. Ketiga, mengusai warisan Islam, sebagai titik tolak ontologi dengan cara menerbitkan sebagai rujukan. Keempat, menguasai warisan islam sebagai tahap analisis agar jelas dalam upaya menggali visi islam yang telah digagas oleh para pendahulu menjadi aturan-aturan praktis.
Kelima, penentuan penyesuaian Islam yang khusus terhadap disiplin-disiplin ilmu pengetahuan. Dengan demikian akan terlihat seberapa besar sumbangan islam terhadap ilmu pengetahuan modern dan perlu dilakukan pelengkapan jika ada yang belum tersentuh. Keenam, penilaian kritis terhadap disiplin ilmu pengetahuan modern, hakekat dan kedudukannya saat ini. Ketujuh, penilaian kritis terhadap warisan intelektual ilmuwan islam dalam perkembangan saat ini. Kedelapan, kajian masalah utama umat islam yang sedang tertidur panjang ini. Sehingga dari seluruh bidang kehidupan (ipoleksosbudhankam) umat Islam terpuruk.
Kesembilan, kajian yang dihadapi umat manusia mengingat Islam adalah rahmatan lil'alamin. Artinya penerapan Islam adalah amanah untuk kebaikan jagat raya seluruhnya. Kesepuluh, analisis kreatif dan sintesis untuk membuat lompatan kreatif pemikiran islam. Suatu metode baru harus dilahirkan oleh islam sebagai antitesis peradaban barat yang destruktif untuk membangun kembali kemuliaan peradaban berdasarkan aqidah islam. Kesebelas, membentuk kembali disiplin ilmu modern dalam kerangkan kerja islam misalnya berupa buku teks pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi. Keduabelas, pendistribusian ilmu yang telah diislamisasi kepada semua kalangang.
Jika demikian diperlukan sebuah kesadaran umat Islam tentang pentingnya penerapan ideologi Islam dan motivasi untuk memperjuangkannya. Islam sebagai sebuah kesatuan sistem harus dibangun dan diwujudkan oleh semua elemen umat islam dengan penuh optimisme. Semua usaha umat ini bukan tanpa tantangan dan rintangan. Jika kita berguru pada sejarah, maka tantangan dan rintangan adalah paket dari sebuah perjuangan menuju kemenangan.
Karenanya kita harus bahu-membahu membangun kesadaran umat akan pentingnya daulah dan kepemimpinan umat, pentingnya persatuan umat Islam, pentingnya kesadaran akan musuh-musuh Islam, dan kesadaran tentang kebobrokan sistem kufur barat bagi kehidupan. Acara yang digagas oleh MUI pada hari ini adalah bagian penting dari proses penyadaran itu. Karenanya hendaknya kita sebagai generasi penerus umat untuk terus memupuk optimisme dalam rangka membangun kualitas diri agar kelak bisa memberikan kontribusi konstruktif bagi kemajuan umat islam di masa mendatang. Jangan sampai kita sebagai generasi muda penerus perjuangan islam masih memelihara warisan penjajah, hingga kita bermental terjajah.
Amien Rais pernah mengatakan bahwa kita ini adalah cucu-cucu dari panglima Polim, Hasanuddin, pangeran Diponegoro dan Mohammad Natsir (pen). Mereka adalah singa-singa bermental baja yang berani menetang dan melawan kaum penjajah. Saat ini kita bermental kerdil, terjajah seperti kelinci. Rakyat telah turun-temurun terjajah, sehingga akan memberikan pengaruh psikologi sebagai orang terjajah yang tidak peka. Tatkala melihat transfer sumberdaya alam ke asing, masyarakat hanya pringas-pringis. Kini kemandirian itu telah hilang. Anehnya masyarakat
B. Menvisualisasikan Tantangan Masa Depan
Kemampuan menghadapi segala tantangan untuk mengambalikan kejayaan Islam harus diiringi oleh kemampuan menvisualisasikan masa depan. Yovan P Putra seorang Hipnoterapis dari Prima Studi memperedikasi kondisi masa depan dengan rumusan SMI2LE yang merupakan singkatan dari Space Migration, Increase Of Information dan Life Expectation.
Adapun Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos dalam The Learning Revolution mengidentifikasi 16 kecenderungan utama yang akan membentuk dunia di masa datang. Pertama, adanya zaman komunikasi instant. Kedua, dunia tanpa batas ekonomi. Ketiga, empat lompatan menuju ekonomi dunia-tunggal. Keempat, perdagangan dan pembelajaran melalui internet. Kelima, masyarakat layanan baru. Keenam, penyatuan yang besar dengan yang kecil. Ketujuh, adanya era baru kesenangan. Kedelapan, perubahan bentuk kerja. Kesembilan, perempuan sebagai pemimpin. Kesepuluh, penemuan terbaru tentang otak yang mengagumkan. Kesebelas, nasionalisme budaya. Keduabelas, kelas bawah yang semakin besar. Ketigabelas, semakin besarnya jumlah manusia. Keempatbelas, ledakan praktek mandiri. Kelimabelas, perusahaan kooperatif dan keenambelas adanya kemenangan individu.
Karenanya sebagai generasi muda muslim fenomena perkemabangan kekinian tidak akan pernah bisa dibendung. Kita hanya bisa menandingi atau akan terlindas oleh roda perubahan. Perubahan adalah sebuah keniscayaan dan akan terus menggelinding sampai waktu yang tidak bisa ditebak. Yang menjadi persoalan adalah apakah kita memiliki peran utama dalam perubahan ini atau tidak. Atau bahkan kita hanya menjadi penonton. Apakah umat islam akan menjadi pengandali perubahan peradaban dunia ini atai tidak, itu sangat bergantung kepada kita hari ini. Apakah kita mau merevolusi diri atau berdiam diri sambil bernostalgia dengan masa lalu. Bernostalgia dan berkhayal tidak akan pernah memberikan kontribusi apapun dalam pusaran perubahan dunia ini. Kita harus punya peran.
Untuk itu sebagai generasi muda, kita harus meningkatkan kompetensi dalam rangka menghadapi dan mengendalikan perubahan masa depan. setidaknya ada 10 kompetensi terkait dengan tuntutan dunia global hari ini. Pertama, kompetensi lingkungan, yaitu kemampuan memahami lingkungan internasional, atau minimal kondisi Negara dimana kita tinggal. Kedua, kompetensi analitik, yaitu kemampuan untuk menganalisis peluang-peluang untuk diberdayakan demi kemajuan diri dan umat. Ketiga, kompetensi strategic, yaitu kemampuan menyusun dan mengembangkan strategic didasarkan analisa ke depan dan belakang (backward and forward linkages). Keempat, kompetensi fungsional, yaitu kemampuan untuk merancang program dalam mengantisipasi setiap peluang dan perubahan yang mungkin terjadi.
Kelima, kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk mengelola setiap kegiatan yang diarahkan pada peningkatan kualitas diri dan umat. Keenam, kompetensi profesi, yaitu kemampuan menguasai keterampilan secara professional atau keahlian pada suatu bidang tertentu. Ketujuh, kompetensi social, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan suasana baru dalam setiap perubahan. Kedelapan, kompetensi intelektual, yaitu kemampuan untuk mengembangkan intelektualitas dan daya nalar, yang sangat dibutuhkan agar mampu membangun konsepsi demi tegaknya sebuah peradaban. Kesembilan, kompetensi individu, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan menggunakan keunggulan yang dimilikinya, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan tehnlogi, atau keunggulan dalam bidang yang lain. Kesepuluh, kompetensi perilaku, yaitu kemampuan untuk bersikap baik dalam setiap ksesuai dengan ajaran islam.
Kompetensi ini menjadi sangat penting sebab sistem yang baik tapi jika tidak diiringi dengan kualitas yang baik pula, maka akan menjadi kesia-siaan. Kehebatan sistem normatif yang tertulis dalam al Qur'an ditunjang dengan kulitas SDM Rasulullah telah melahirkan sinergitas yang maha dahsyat. Begitulah idealnya. Islam telah sempurna dan final. Namun SDM Umat Islam sebagai pengusung yang belum berkualitas. Untuk itu kitalah orang-orang yang bertanggungjawab menegakkan kembali peradaban yang telah tumbang ini. Kitalah yang bertugas mengibarkan kembali panji-panji Islam. Kitalah yang harus kembali untuk memimpin dunia dengan ideologi islam.
Jika benar prediksi badan inteligen Amerika serikat bahwa pada tahun 2013 atau 2020 dunia akan kembali dikuasai oleh Islam dengan syariah yang menyatukan semua negeri-negeri muslim. Prediksi ini bukan tanpa alasan, sebab aura kebangkitan umat kini mulai terasa. Persatuan umat Islam mulai digalakkan dan disuarakan. Bergabungnya seluruh ormas islam dalam wadah FUI menjadi salah satu indikasi positif ini. Prediksi itu akan menjadi kenyataan tergantung kepada umat Islam sendiri. Sebab Allah tidak akan pernah mengubah suatu kaum jika kaum itu tidak mau mengubah dirinya. Percepatan kesadaran untuk bergerak dan berjuang akan mempercepat pula perubahan menuju lebih baik.
Umat Islam dilarang putus asa dalam menggapai cita-cita dan perjuangan. ( QS Yusuf : 87). Bahkan aqidah islam mengajarkan kepada kita bahwa kelompok kecil dapat mengalahkan kelompok besar jika dikehendaki oleh Allah (QS. Al Baqarah : 249). Fakta sejarah membuktikan bahwa bangsa yang sedikit dapat mengalahkan yang besar. Pada perang Badar, umat islam yang hanya 313 dapat mengalahkan pasukan Quraisy yang berjumalh sekitar 900 sanpai 1000 orang.
Sikap optimisme yang berlandaskan aqidah Islam inilah yang harus kita miliki. Kita perlu berguru pada salah satu sahabat nabi Abdullah bin Rawahah ra menjelang perang Mut'ah (8 H/629 M). saat itu pasukan Islam yang hanya 3000 orang harus berhadapan dengan 200.000 orang pasukan Romawi. Namun Abdullah bin Rawahah tidak gentar bahkan malah berucap," wahai semua orang, demi Allah, apa yang tidak kalian sukai dalam bepergian ini sebenarnya justru merupakan suatu yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang melawan manusia karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil. Kita tidak memerangi mereka melainkan karena agama ini yang dengannya Allah memuliakan kita. Karena itu, berangkatlah kalian, karena disana hanya ada satu dari dua kebaikan : kemenangan (hidup mulia) atau mati syahid".
Itulah sosok kepribadian Islam sejati hasil binaan Rasulullah SAW. Beliau mengajarkan sikap optimisme yang tak kenal batas melalui sabdanya, " Jika hari kiamat datang, sementara di tangan salah seorang kalian masih terdapat pohon korma yang masih kecil, dan dia sanggup menanamnya sebelum kiamat terjadi, maka tanamlah" (HR. Ahmad).
Sikap optimisme ini harus ditanamkan, dipupuk, dan disuburkan sekarang pada generasi muda, dengan penuh kehati-hatian, agar menghasilkan buah yang matang dan lezat pada saatnya nanti. Jika tidak, bukan buah yang matang dan lezat yang akan kita petik, melainkan buah masam yang bahkan beracun dan mematikan, yakni sikap putus asa dan hin ayang hanya mengajak kita pada sikap tunduk dan pasrah sebelum berjuang dan melawan musuh.
C. Menyadari dan Mengoptimalkan Potensi Diri
Manusia pada hakekatnya memiliki potensi yang khas yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lain. Potensi itu pula yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang istimewa. Keistimewaan menusia berupa potensi khas yang diberikan Allah berupa akal. Sebab pada hakekatnya jika manusia tidak diberikan akal, maka manusia sama dengan hewan.
Jika yang dimaksud adalah potensi kehidupan, maka potensi kehidupan manusia adalah sama dengan hewan. Sebab yang dimaksud dengan potensi kehidupan disini adalah cirri khas yang diberikan oleh sang pencipta yang membolehkan tiap makhluk untuk hidup. Potensi kehidupan itu terbagi menjadi dua. Pertama, keperluan jasmani (al Hajah al 'udhuwiyah) dan kedua, naluri (al Gharizah). Gharizah sendiri terdiri dari tiga, yaitu naluri mempertahankan diri (gharizah al baqa) , naluri seksual (gharizah an nau') dan naluri beragama (gharizah tadayyun).
Sedangkan akal (pikiran) bagi kehidupan manusia, tidak termasuk dalam potensi kehidupan. Sebab manusia masih bisa hidup walaupun akalnya hilang. Seperti orang gila, atau anak kecil yang akalnya belum sempurna. Namun akal tetap merupakan potensi manusia, yang justru merupakan potensi terpenting baginya. Sebab akal itulah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain.
Dengan akal inlah maka lahir sebuah perubahan dan dinamika kehidupan, sedangkan kehidupan hewan tidak akan pernah mengalami perubahan dari dulu hingga nanti. Namun demikian jika akal ini tidak dipergunakan, maka bisa jadi manusia akan lebih rendah disbanding binatang. Allah berfirman, " Kami telah menjadikan untuk isi neraka jahannam, kebanyakan dari manusia dan jin. Mereka mampunyai hati, namun tidak digunakan untuk berfikir. Mereka mempunyai mata, namun tidak digunakan untuk melihat. Mereka mempunyai telinga, namun tidak digunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang, bahkan lebih hina lagi". (QS. Al A'raf : 179).
Sekalipun secara empirik dan normatif dalam pandangan islam sudah jelas, bahwa manusia mempunyai akal, namun banyak manusia yang tidak mengetahui tentang esensi akal. Mereka tidak mengetahui batasan akal dan pikiran. Sehingga lahirlah ilmu kalam dan filsafat yang sangat membahayakan aqidah islam, sebab keduanya tidak pernah membatasi aktivitas akal. Akal sesungguhnya hanya bisa memikirkan hal-hal yang bersifat Inderawi. Sebab fakta akal adalah adanya informasi sebelumnya terhadap fakta yang ditangkap melalui indera dan masuk ke dalam otak untuk diolah dan dihasilkan sebuah nilai yang kemudian disebut dengan pemikiran.
Sekalipun otak manusia memiliki potensi yang luar biasa, namun benda yang ada dalam tempurung kelapa itu tidak akan pernah sampai pada pemikiran yang bersifat Ghaib. Hal-hal yang bersifat ghaib hanya bisa diimani. Inilah batasan dalam Islam. Karenanya kelahiran filsafat menjadi factor kemunduran pemikiran dalam islam.
Otak manusia yang merupakan potensi yang luar biasa ini dikelilingi oleh tiga selaput yang dihubungkan oleh syaraf-syaraf yang tidak terhitung jumlahnya. Gordon Dryden menggambarkan bahwa otak manusia memiliki satu triliun sel otak. Termasuk didalamnya 100 milyar sel saraf aktif atau neuron dan 900 milyar sel lain yang merekatkan, memelihara dan menyelubungi sel-sel aktif. Setiap satu dari 100 milyar neuron tersebut tumbuh bercabang hingga sebanyak 20.000 dan setiap neuron memiliki potensi lebih dari pada satu komputeer. Luar biasa bukan. Dalam otak itulah terbagi menjadi otak naluriah, otak penyeimbang, otak emosional dan otak kortek yang mengagumkan. Jika demikian otak kita memiliki potensi jutaan triliun computer yang ada sekarang ini. Sebab sehebat apapun computer tidak akan pernah mampu mengalahkan manusia, sebab computer dibuat oleh manusia. Sebagai contoh, komputer yang paling canggihpun jika telah dimatiin tidak akan bisa beroperasi lagi, sekalipun oleh seorang anak kecil.
Dari otak ini pulalah disparitas kecerdasan tumbuh berkembang tiada batas. Professor Howard Gardner baru menemukan delapan kecerdasan manusia yang biasa disebut dengan istilah multiple intelligences. Kedepalan itu adalah kecerdasan fisik, lingistik, matematis logis, visual spasial, musical, naturalis, interpersonal dan intrapersonal. Bahkan potensi otak ini digambarkan oleh Toni Buzan penemu mind map bahwa jika computer tercanggih di dunia ini diwakili oleh ukuran rumah bertingkat dua, maka potensi otak bahkan lebih dari gedung pencakar langit seratus tingkat sekalipun.
Jika demikian siapapun kita, tidaklah pantas untuk berputus asa terhadap karunia Allah ini. Saatnya kita menyadari potensi yang Allah berikan dalam tubuh dan diri kita, dan saatnya kita mengoptimalkan untuk menggali ulang peradaban yang telah hilang dan mengambalikan lagi kejayaan islam sebagai rasa syukur kita atas semua nikmat potensi yang diberikan Allah kepada kita.
D. Urgensi dan Peran Pemuda Islam
Membicarakan masalah pemuda dan potensi yang dimilikinya tidak akan pernag habis. Pemuda selalu memiliki sisi menarik untuk dikaji dan digali. Dalam perspektif Islam, pemuda menenpati posisi tersendiri yang sangat penting. Sebab dari para tangan pemuda inilah berbagai prestasi dan kemenangan diraih.
Dari dulu pemuda memegang pernan yang sangat penting dalam setiap moment perjuangan danpencapaian sebuah cita-cita. Revolusi Perancis yang menumbangkan kekuatan monarki digerakkan oleh para pemuda. Perjuangan bangsa
Karenanya Rasulullah secara serius membina dan menyiapkan generasi muda di Darul Arqam. Diantara para pemuda yang dibina oleh Rasulullah adalah Ali dan Zubair yang berusia 8 tahun, Thalhah 11 tahun, Al Arqam 12 tahun, Abdullah bin Mas'ud 14 tahun, Sa'ad bin Abi Waqas 17 tahun dan yang lainnya.
Kenapa Rasulullah melakukan pengkaderan kepada para pemuda. Sebab beliau sadar betul bahwa pemuda adalah pilar kebangkitan. Setiap kebangkitan pemuda adalah rahasia kekuatannya. Pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Pemuda beriman adalah penopang utama kebangkitan. Sesungguhnya kekuatan pertama adalah iman dan buah dari iman adalah persatuan sedangkan konsekuensi dari persatuan adalah kemenangan.
Disisnilah pentingnya kaderisasi. Sebab pemuda hari ini adalah pemimpin hari esuk. Kualitas pemuda esuk tergantung pada pembinaan hari ini.
Setidaknya ada tiga peran pemuda yang harus mereka ambil dalam menghidupkan kembali peradaban islam. Pertama, sebagai generasi penerus.
Untuk itu setidaknya ada
Dua hadist Nabi berikut semoga menjadi bahan renungan untuk para pemuda. " saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan agama yang bijaksana ini, maka para pemudalah yang pertama-tama menyambut saya, sedangkan yang tua menentangnya". Dan " raihlah
E. Identifikasi Tantangan Pemikiran
Kini banyak sekali perkembangan pemikiran yang sangat berbahaya, sebab pemikiran-pemikiran menyimpang ini bisa merusak akidah umat Islam. Penyimpangan pemikiran ini ada yang dikemas dengan aliran keagamaan, kenabian palsu dan organisasi. Munculnya Ahmadiyah, Musadek dan JIL adalah beberapa contohnya. Mereka mencoba mengusung pemikiran yang tidak sesuai dengan pemikiran Islam. Sebab landasan mereka hanya akal dan nafsu, bukan Al Qur'an dan Hadist.
Berbagai pemikiran yang menyimpang dan bisa membahayakan aqidah umat islam adalah. Pertama, liberalisme, adalah pemikiran yang mencoba memahami nash-nash agama (Al Qur'an dan Assunah) dengan menggunakan akal pikiran an sich yang serba bebas dan hanya menerima doktrin-doktri agama yang bisa diterima dengan akal. Kedua, pluralisme agama, yaitu pemahaman yang mengajarkan bahwa semua agama adalah samadan karenanya kebbenaran setiap agama adalah relative, oleh sebab itusetiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim hanya agamanya saja yang benar, sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme ini juga beranggapan bahwa semua pemeluk agama akan memasuki syurga.
Ketiga, sekulerisme, yaitu pemahaman yang memisahkan urusan dunia dari agama. Agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan tuhan, sedangkan hubungan antar manusia hanya diatur berdasarkan kesepakatan sosial. Keempat, demokrasi, yaitu sebuah pemahaman bahwa manusia adalah pemegang otoritas dalam membuat peraturan berdasarkan kesepakan suara terbanyak, bukan berdasarkan kebenaran Ilahi. Kelima, pragmatisme, yaitu melakukan segala aktifitas berdasarkan tujuan kebendaan semata (materialisme). Keenam, komunisme, yaitu pemahaman yang mengatakan bahwa asal segala sesuatu adalah materi dan akan kembali kepada materi dan meniadakan tuhan.
Ketujuh, hedonisme, adalah
Diantara tokoh-tokoh sekuler dan liberal di Indonesia di dominasi oleh alumnus-alumnus Amerika. Diantaranya adalah Syafe'i Anwar, Nurcholish Madjid, Ulil Abshor Abdalla, Musdah Mulia, Sumanto Al Qurtubi, dll.
F. Karakter Generasi Pembelajar.
Mengingat banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh para pemuda maupun umat Islam secara umum, tidak bisa ditawar lagi bahwa kita harus menyiapkan diri menjadi generasi unggul. Generasi unggul adalah generasi yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Inilah yang kemudian disebut generasi pembelajar.
Generasi pembelajar adalah generasi yang salalu punya visi diri yang kuat, memiliki motivasi tinggi, memiliki aksi nyata dan memiliki strategi yang jitu. Jika kita punya motivasi dan visi tapi tidak memiliki aksi, berarti kita melamun. Jika kita punya visi dan aksi tapi tidak memiliki motivasi, maka kita akan serba tanggung. Jika kita punya motivasi dan aksi, tetapi tidak punya visi, maka kita akan sampai pada tempat yang salah. Sedangkan strategi akan membantu ketiganya agar lebih efektif dan efisien.
Generasi pembelajar adalah generasi yang selalu membesarkan dirinya dan melayakkan dirinya agar siap bertanding. Dia akan selalu mencari lingkungan yang mampu membesarkan dirinya. Dia akan menghindari lingkungan yang mengkerdilkan dirinya. Jikapun dia terjebak dalam kubangan lingkungan yang tidak kondusif, maka dia akan berusaha menjadi pelopor perubahan. Generasi pembelajar akan selalu melakukan apa yang bisa dilakukan orang lain. Dia juga akan selalu berusaha melakukan apa yang tidak bisa dilakukan orang lain dan bahkan yang tidak mungkin dilakukan orang lain.
Generasi pembelajar adalah orang yang selalu menghilangkan sindrom diri. Sindrom diri biasanya berupa penyakit alasan (exsocitis) berupa alasan intelektual, umur, jenis kelamin, dan kesehatan. Seorang pembelajar akan selalu keluar dari kebekuan dan belenggu diri yang sebenarnya hanya halusinasi. Seorang generasi pembelajar akan selalu berguru pada sukses orang-orang besar. Seorang pembelajar sejati akan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus.
Pembelajar sejati akan selalu membangun mentalitas pejuang untuk maju dan berkarya. Mentalitas pejuang setidaknya memiliki sembilan ciri. Pertama, selalu berorientasi pada ridha Allah. Kedua, memiliki jiwa kemandirian. Ketiga, berakhlak dan mengutamakan jamaah. Keempat, komitmen tinggi terhadap nilai Islam. Kelima, semangat tinggi dan tahan uji. Keenam, berwawasan luas dan dinamis (proaktiof). Ketujuh, berfikiran bebas dan tidak terpasung. Kedelapan, berjiwa optimis dan tidak pernah mengeluh. Kesembilan, memiliki kompetensi dan keahlian.
Pembelajar sejati selalu berfikir untuk tidak jadi orang rata-rata. Dia selalu ingin menjadi yang terbaik. Dia selalu berfikir besar (berbicara tentang kualitas dan solusi, memandang masa depan penuh harapan, kreatif, memiliki cita-cita, penuh gagasan besar dan progresif, dan selalu membesarkan orang lain). Seorang pembelajar selalu membiasakan melakukan yang benar bukan membenarkan kebiasaan.
G. Ketika Badai Kesulitan Menghadang.
Dalam sebuah perjalanan perjuangan meraih cita-cita tidak akan pernah luput dari kesulitan dan masalah. Keduanya adalah paket dalam perjuangan. Mengapa dalam hidup harus ada kesulitan. Agar kemudahan memiliki nilai dan makna. Mengapa perjuangan harus menghadapi kesulitan. Agar kemudahan dan solusi menantang untuk dicari dan digali.
Kesulitan adalah warna dari kehidupan. Ketika ada siang maka harus ada malam, ada sedih ada tawa, dan ada kesulitan ada kemudahan, maka dengan begitu hidup akan lebih menggairahkan dan tidak membosankan. Karena kesulitan adalah sebuah kepastian, maka mesti ada sikap positif untuk menghadapinya.
Kesulitan sebagai siklus kehidupan. Nabi Ayyub melihat penyakit yang dideranya dari sudut pandang siklus kehidupan, bahwa hidup mesti ada sakit dan ada sehat, padahal sering kali kesehatan kita lebih panjang dari sakit kita. Hal itu pula yang memunculkan sikap sabar dalam diri nabi Ayyub. Kesulitan sebagai isyarat akan datangnya kemenangan. Hidup adalah perjuangan. Dan kesulitan adalah bagian dari perjuangan itu. Kesulitan yang dihadapi Rasulullah dalam peperangan adalah tiket untuk mendapatkan kemenangan. Kesulitan itu berupa kepayahan dan pengorbanan. Teruslah berjuang, sebab istirahat kita hanya di syurga. Kesulitan adalah harga syurga. Syurga itu mahal dan tidak mudah untuk diraih. Cobaan akan terus bergulir untuk mendapatkan hamba-hamba yang beriman dan bersih. Sebab syurga tidak mungkin dimasuki oleh orang-orang yang kotor. Syurga akan dilingkupi oleh kesulitan dan cobaan. Firman Allah," apakah kalian mengira akan masuk syurga padahal kalian belum merasakan apa yang dirasakan orang-orang sebelum kalian. Dulu mereka ditimpa kemiskinan, peperangan dan goncangan. Hingga Rasul dan orang-orang yang bersamanya berkata ' kapankah pertolongan Allah akan datang'. Ingatlah bahwa pertolongan Allah itu dekat".
H. Saatnya Berubah dan Bangkit
Apa sesungguhnya yang disebut bangkit dan kebangkitan itu. Bagaimana pula perspektif Islam memandang kebangkitan. Apakah umat Islam hari ini telah bangkit. Apakah setiap perubahan identik dengan kebangkitan. Mari kita telaah.
Kebangkitan adalah istilah baru yang digunakan untuk mengungkapkan suatu fakta tertentu, yaitu kepindahan suatu umat, bangsa atau seorang individu dari suatu keadaan menuju keadaan lain yang lebih baik. Jika demikian perubahan adalah salah satu syarat akan adanya kebangkitan suatu kaum. Istilah kebangkitan ini belum digunakan pada masa-masa awal kenabian dan kepemimpinan para khalifah. Sebab mereka hidup dalam kondisi kejayaan. Berbeda dengan sekarang. Istilah ini digunakan untuk menggapai kejayaan itu kembali.
Factor kebangkitan suatu kaum bisa kita lihat dari beberapa sudut pandang. Apakah kekayaan SDA bisa membangkitkan subuah bangsa, ternyata tidak, contohnya
Jika demikian perubahan adalah sebuah keharusan untuk membangkitkan kembali umat. Perubahan pemikiran dari isme-isme yang membelenggu umat menjadi berfikir Islam dengan landasan ideologi Islam yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Kebangkitan dalam perspektif Islam dengan demikian adalah perubahan pemikiran umat Islam untuk menjadikan ideologi Islam sebagai landasan bertindak dan berperilaku serta landasan untuk memecahkan segala aspek permasalahan kehidupan. Itulah sebabnya dalam kebangkitan ini, umat Islam harus meninggalkan isme-isme yang membelenggu dirinya.
Tidak semua perubahan adalah kebangkitan, tapi setiap kebangkitan akan membutuhkan sebuah perubahan. Tidak setiap kebangkitan itu baik dan hakiki. Bahkan banyak kebangkitan yang justru destruktif. Kebangkitan yang berlandasakan ideologi kapitalisme dan komunisme justru bersifat self destructive. Kita bisa melihat fakta kehidupan hari ini.
Kebangkitan hakiki yang benar dan konstruktif adalah kebangkitan yang dilandasi oleh ideologi Islam. Sebab islam kelahiran Islam adalah untuk kebaikan umat manusia diseluruh alam semesta, rahmatan lil'alamin. Islam rahmatanlil'alamin dalah stetemen Allah sendiri sebagai pencipta manusia dan alam semesta.
Kebaikan kehidupan yang dilandaskan oleh kebangkitan Islam hanya akan bisa dirasakan jika telah diterapkan. Jika demikian dapat disimpulkan bahwa tugas besar dan agenda utama umat ini adalah penyadaran umat islam untuk bangkit agar kemuliaan Islam bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia dan bagi para pejuangnya akan merasakan syurga nan abadi. Dakwah ideologis yang berfokus pada revolusi pemikiran adalah salah satu cara diantara cara menuju kebangkitan itu.
Pertanyaannya adalah sudah siapkan kita menjadi generasi muda islam yang siap menjadi pelopor perjuangan kebangkitan di
Menjadi pelopor perubahan dan kebangkitan menuju kejayaan Islam, kenapa tidak ?
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, hafidz. Islam Politik dan Spiritual. 1998. Singapura : Lisanul Haq.
Sukarta, Mad Rojda. Catatan untuk Para Pejuang. 2008.
Shahih, Hafizd. Falsafah kebangkitan. 2003.
Buzan, Tony. Buku pintar Mind Map. 2006.
Lantu, Donald Crestofel. 2006. Knowledge Management.
Al Faruqi. 2000. Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Dyrden, Gordon. 2000. Revolusi cara Belajar.
Hadi, Saeful. 2004. Profit Ilmuwan Muslim Perintas.
Al Bagdadi, Abdurahman. 1994. Islam Bangkitlah.
Al Banna, Hasan. Pemuda Militan.
Yusanto, Ismail. 1998. Islam Ideologi.
Schwartz, David J. Berfikir dan Berjiwa Besar. 1992.
Azzaini, Jamil. Kubik Leadership. 2006.
Kasali, Rhenald. Change. 2005.
Soedarsono, Soemarno. Hasrat Untuk Berubah. 2006.
Wijayakusuma, M Karebet. Be The Best, Not Be Asa. 2007.
Maghfur, Muhammad. Koreksi atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam. 2002.
Majalah Al Waie, no 67 tahun Vi 2006, no 66 tahun Vi 2006, dan dokumen hasil Munas Fatwa MUI 2005,